Selasa, 18 Agustus 2009

Mengembangkan Kreativitas Anak


Kreativitas merupakan faktor penting yang mendukung seseorang untuk mencapai kesuksesan. Bila kita mengamati orang-orang yang sukses, kita mendapati bahwa kesuksesan mereka bukan semata-mata karena inteligensi mereka yang tinggi, namun lebih merupakan hasil keberanian mereka untuk membuat lompatan yang tidak biasa. Mereka berani membuat sesuatu yang baru, berpikir lain daripada kebiasaan orang, atau dengan kata lain, memanfaatkan kreativitas mereka untuk membuat sesuatu terobosan yang unik.
Proses pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas seorang anak. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pendidikan di sekolah, melainkan juga pendidikan di rumah oleh orangtua. Orangtua, sebagai pendidik pertama dan utama bagi seorang anak, mempunyai kesempatan istimewa untuk membangkitkan kreativitas anak, sebab dari figur orangtua lah seorang anak pertama kali mengembangkan cara berpikir dan membentuk sikap belajarnya.
Bagaimana orangtua bisa memaksimalkan perkembangan kreativitas anak? Berikut ini disajikan beberapa langkah yang bisa diambil orangtua untuk membangkitkan kreativitas anak.


Bangunlah konsep diri positif pada diri anak
Tunjukkan bahwa Anda mencintai dirinya karena pribadinya bukan mencintai karena apa yang dapat dilakukannya. Ekspresikan kasih sayang Anda dengan cara-cara yang spontan.
Terimalah keunikan anak, segala kelebihan maupun kelemahannya.
Libatkan anak pada aktivitas atau tugas yang mengandung tantangan namun memberinya kesempatan untuk berhasil.


Bangkitkan minat anak
Perkenalkan anak pada berbagai aktivitas, melukis, bermain musik, mengarang cerita, menari, membuat kerajinan tangan, dan lain-lain.
Perkenalkan anak kepada tokoh atau orang-orang kreatif yang bisa menjadi inspirasinya, berikut karya-karya mereka yang mengagumkan.


Kembangkan cara berpikir anak
Dorong anak untuk mengemukakan pendapat atau gagasannya, dan hargai pendapat anak, sekalipun mungkin pendapat anak itu berbeda dengan pendapat orangtua.
Dukung anak ketika ia berani mengambil sikap berbeda dari orang-orang sekitarnya.
Ajak anak untuk memikirkan beberapa alternatif solusi ketika menemui sebuah masalah.
Dorong anak untuk bersikap kritis dalam menganalisis situasi dan juga bersikap kritis pada cara berpikir mereka sendiri.


Dukung anak mengembangkan keterampilan sesuai bakatnya
Berikan pelatihan terstruktur untuk mengembangkan keterampilan yang ingin dikuasainya, namun tetap beri ruang untuk ekspresi bebasnya.
Ajar anak untuk membangun disiplin diri, terutama dalam hal mengarahkan diri pada tujuan yang ingin dicapainya.
Komunikasikan kepercayaan Anda akan kemampuannya. Biarkan anak berusaha menguasai keterampilan apa saja yang ingin ia kuasai, sekalipun menurut Anda itu terlalu sulit baginya. Ketika anak menemui kesulitan, jangan terburu-buru untuk memberi bantuan, melainkan biarkan ia berusaha terlebih dahulu.
Beri pujian pada usahanya, tidak hanya pada hasil atau prestasi yang diraihnya.
Tingkatkan target secara berangsur-angsur. Ketika anak telah menguasai tahap tertentu, beri anak tantangan yang sedikit lebih berat namun masih mungkin diatasinya.


Ikuti irama anak
Berikan pelatihan terstruktur atau pelajaran formal pada saat anak telah siap menerimanya. Mengajarkan terlalu dini tidak membuat anak menjadi lebih sukses, melainkan justru bisa membuat anak kehilangan minatnya untuk belajar. Pada umumnya anak baru siap menerima pelatihan formal pada usia 8 tahun. Sebelum anak siap menerima pelatihan formal, biarkan anak bersenang-senang dengan aktivitas yang diminatinya.
Berhati-hatilah supaya ambisi Anda tidak menekan anak. Ambisi orangtua yang berlebihan malah bisa melenyapkan minat anak itu sendiri.


Berikan batasan sekaligus ruang gerak untuk anak
Berikan arahan yang tegas untuk hal-hal yang menyangkut nilai-nilai yang penting bagi Anda, tetapi bersikaplah fleksibel pada hal-hal yang lain, dan biarkan anak tumbuh menjadi diri mereka sendiri.
Dorong anak untuk mengekspresikan perasaan-perasaannya, namun beri pengarahan mengenai bentuk-bentuk ekspresi yang dapat diterima, yaitu yang baik bagi diri anak dan juga tidak mengganggu orang-orang di sekitar.


Sumber inspirasi :

Einon, D., 2002. Anak Kreatif (alih bahasa : Alexander Sindoro). Batam : Karisma Publishing Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kesediaan Anda memberikan komentar. Komentar yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi saya dalam mengembangkan tulisan-tulisan saya.