Gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas yang biasa dikenal dengan sebutan ADHD
(Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) adalah sebuah gejala di
mana anak kesulitan memusatkan perhatian, mudah terganggu konsentrasinya dan cenderung
terus bergerak. Orangtua sering khawatir anaknya mengalami gangguan ADHD karena
gangguan ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan anak di bidang akademik di
sekolah. Meskipun ADHD sendiri baru bisa didiagnosis sesudah anak berusia 7
tahun (sebab usia 1-3 tahun adalah merupakan periode aktif anak di mana anak
secara wajar memang sangat aktif bergerak), namun orangtua bisa mulai sejak
dini memperhatikan kelemahan anak dan mengambil langkah antisipatif untuk
meningkatkan kemampuan konsentrasi anak dan fleksibilitas anak. Pandangan orang
sendiri dalam menyikapi perilaku anak memang berbeda-beda, ada orangtua yang
menolerir perilaku aktif anak, menganggapnya sebagai perilaku yang sehat dan
wajar, tapi ada juga orangtua yang terlalu khawatir atau sangat tidak suka melihat
perilaku anak yang aktif. Dunia sekolah sekarang ini juga semakin menuntut anak
untuk duduk diam di dalam kelas, jika dibandingkan dengan puluhan tahun lalu.
Akan tetapi, mengesampingkan perbedaan tuntutan tersebut, yang perlu kita
perhatikan adalah bagaimana kita mengasah kemampuan anak untuk berperilaku
secara fleksibel, dalam arti dia bisa menempatkan perilakunya menurut situasi,
agar di satu waktu dia mampu tenang memperhatikan dan menangkap informasi,
sementara di lain waktu aktif bergerak.
Manifestasi
gangguan atau simtom gejala ADHD memang nampak sama, namun masing-masing anak bisa
mempunyai latar belakang penyebab yang berbeda-beda, yaitu kelemahan dalam fungsi tertentu. Berdasarkan temuan Stanley I.
Greenspan, M.D., proses pemusatan perhatian dipandang sebagai sebuah dinamika
yang melibatkan :
- Fungsi penerimaan sensorik, yaitu
tingkat sensitivitas indera terhadap stimulus.
- Fungsi pemrosesan informasi
- Fungsi perencanaan dan
pelaksanaan tindakan
Oleh
sebab itu, jalan untuk mengatasi ADHD atau meningkatkan kemampuan konsentrasi
terdiri dari 3 langkah utama :
- Melatih fleksibilitas respon
indera
- Memperkuat kemampuan kontrol
tubuh, koordinasi tubuh
- Melatih kemampuan perencanaan,
gerak bertahap maupun pemikiran bertahap (planning and sequencing)
Langkah
lain yang akan sangat mendukung, yaitu :
· Melatih anak berpikir reflektif, agar anak
memahami dirinya dengan baik, menyadari kelemahan dirinya, menyadari
perasaannya dalam situasi-situasi yang sulit, sehingga mampu mengambil langkah
antisipatif.
· Membangun rasa percaya diri anak, yaitu
agar anak merasa lebih positif terhadap dirinya sendiri, sehingga tidak mudah
terlalu khawatir dan kacau saat menghadapi situasi sulit, melainkan yakin bahwa
dirinya bisa mengatasi situasi sehingga termotivasi untuk fokus menghadapi
tantangan/kesulitan tersebut. Anak yang mengalami gangguan konsentrasi dan
hiperaktivitas rentan merasa rendah diri, sehingga mereka perlu dibantu untuk membangun
konsep diri positif, yaitu dengan cara menunjukkan apa saja yang menjadi
kelebihan atau bakat mereka. Jangan sampai karena terlalu fokus mengatasi
kelemahan mereka, mengejar ketinggalan akademik, kita justru tidak memberikan
ruang kepada bakat dan kelebihan mereka untuk berkembang.
Sementara
itu, dukungan yang bisa diberikan oleh lingkungan,
yaitu :
- Keluarga, orang-orang sekitar
meningkatkan kesempatan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak
- Lingkungan fisik dimodifikasi,
misalnya agar tidak terlalu gaduh, tidak terlalu banyak benda-benda yang
mengganggu penglihatan, tidak banyak lalu-lalang orang, dan sebagainya.
MELATIH
KONTROL TUBUH, KOORDINASI MOTORIK
1. Melatih
motorik kasar
Contoh
: mengesot (merayap dengan perut), merangkak, merangkak dengan tangan (kaki
dipegangi orang lain), berjalan, lari, melompat, lompat satu kaki, aneka
gerakan senam atau tari.
2. Melatih
gerak dengan tempo (modulasi), dengan kecepatan cepat, agak cepat, sedang,
lambat, lambat sekali. Bisa menggunakan macam aktivitas nomor 1, bisa juga
dengan bertepuk tangan, memukul drum, atau bersuara keras-pelan.
3. Melatih
body awareness
Latihan
melewati terowongan, melewati pagar, menerobos palang, lari halang-rintang,
lompat tinggi, menangkap bola, memasukkan bola ke keranjang, menendang bola.
4. Melatih
koordinasi kanan-kiri, mata-tangan, mata-kaki
Pegang
bahu kanan dengan tangan kiri, pegang lutut kanan dengan tangan kiri, menangkap
bola, menendang bola.
5. Melatih
keseimbangan
Contoh
: lompat di trampolin, berdiri satu kaki, jalan di balok.
6. Melatih
motorik halus
Contoh
: mewarnai, menggambar, menggunting, permainan gerak jari.
MELATIH
GERAK BERTAHAP (PLANNING AND SEQUENCING)
Ajak
anak untuk melakukan aktivitas dengan beberapa gerakan. Dimulai dengan gerak
satu langkah, kemudian gerak 2 langkah, dilanjutkan gerak 3 langkah.
Contoh
instruksi :
Ambil
tongkat, pukulkan tongkat ke drum, letakkan tongkat di samping drum.
Ambil
mobil, jalankan mobil menuju rumah, parkirkan mobil di samping rumah.
Bisa
juga anak dilatih senam atau menari yang terdiri dari rangkaian berbagai gerak.
Contoh
permainan yang cocok untuk melatih kemampuan sequencing :
- Game “Simon berkata”. (“Simon
berkata, lari ke kursi, duduk di kursi”)
- Permainan mencari harta karun,
dengan petunjuk verbal maupun petunjuk visual (gambar).
- Eksperimen sains
- Menggambar (anak diinstruksi
untuk menggambar, contoh “Buat persegi, gambar segitiga di atas persegi,
lingkaran kecil di dalam segitiga.”)
MELATIH
RESPON INDERA (SENSORY PROCESSING)
Yaitu
melatih agar anak lebih fleksibel dalam kemampuannya menerima stimulus suara,
penglihatan, sentuhan, dan sebagainya.
Anak
yang terlalu peka (sensitive) inderanya, cenderung mudah terganggu dan merasa
tidak nyaman, sehingga akibatnya menjadi sukar berkonsentrasi.
Sebaliknya,
anak yang kurang peka inderanya, sukar ditarik perhatiannya karena ia
membutuhkan stimulus yang intensitasnya lebih, baru lah ia bisa menangkap
melalui inderanya (contoh : butuh suara agak keras).
Untuk anak yang overreactive (terlalu sensitif inderanya) :
Mulai
dengan memberikan stimulus dengan intensitas yang anak merasa nyaman, kemudian
secara bertahap tingkatkan intensitas stimulus itu. Misalnya : anak diajak
mewarnai dengan disetelkan musik lembut, kemudian berangsur-angsur musik dibuat
lebih keras dan dengan lagu yang berirama cepat.
Untuk anak yang underreactive (kurang sensitif inderanya) :
Mulai
dengan memberikan stimulus yang anak rasakan membangkitkan energinya, kemudian
secara bertahap kurangi intensitas stimulus.
Contoh
: anak diajak mengamati gambar yang berwarna sangat mencolok, kemudian gambar
dengan warna yang lebih lembut, dan kemudian gambar yang tidak berwarna.
Anak
diinstruksi dengan suara keras, kemudian suara yang sedang, dan terakhir dengan
suara berbisik.
Anak
diajak mendengarkan suara-suara, mendeteksi suara-suara yang ada di sekitarnya
: suara klakson mobil, suara orang berbicara, suara burung berkicau, suara
kipas angin atau AC, suara jam berdetak.
MELATIH
PERHATIAN TERHADAP STIMULUS VISUAL
Aktivitas
:
- Ajak anak untuk memperhatikan
benda-benda sekitar.
“Hei,
lihat kupu-kupu itu.”
“Coba
temukan anak bebek dalam gambar ini.”
“Coba
cari di mana boneka kelincimu.”
- Bermain menyembunyikan benda di
dalam genggaman tangan atau di tempat tertentu.
Perlu
diperhatikan, latih dengan tingkat kesulitan yang bertahap, mulai dari yang
anak merasa mudah.
MELATIH
PERHATIAN TERHADAP STIMULUS SUARA
Anak
yang kesulitan memperhatikan suara (informasi/instruksi verbal), pada mulanya
membutuhkan bantuan gambar (stimulus visual).
Aktivitas
:
- Ajak anak untuk mendeskripsikan
gambar. “Dalam gambar ini, ada anak bebek yang sedang berenang… di tepi
sungai ada kelinci, … “
- Ajak anak menemukan mainan
kesukaannya dengan petunjuk verbal.
Berikan
informasi/instruksi dengan berbicara pelan-pelan, setahap demi setahap. Jangan
langsung berbicara beberapa kalimat sekaligus, karena ini terlalu rumit.
Biasakan
untuk menyebutkan nama benda-benda yang sedang dilihat atau dimainkan anak,
juga menyebutkan aktivitas yang sedang dilakukan, misalnya “Adik main
tuang-tuang air,” “Mama menyapu,” “Papa
sedang menelepon nenek,” dsb.
Senjata
dalam melatih perhatian terhadap stimulus adalah :
Memanfaatkan
MINAT anak. Gunakan bantuan benda/barang yang disukai anak. The key steps are to invest all parts of
their world with emotion, that is, to care about what they are seeing and
hearing (p. 102).
MELATIH
KEMAMPUAN BERPIKIR
Kemampuan
berpikir yang perlu diasah yaitu :
- Memahami prinsip keajegan, bahwa
benda tidak berubah volumenya meski bentuknya diubah. Contoh : air dituang
dalam berbagai wadah, clay dibentuk menjadi berbagai rupa.
- Melakukan klasifikasi,
mengelompokkan benda-benda menurut kategori tertentu.
- Membandingkan : besar-kecil,
banyak-sedikit.
- Menghubungkan sebab-akibat
- Berpikir abstrak
- Melihat ide utama, menangkap ‘big
picture’nya, dan tidak berhenti pada informasi-informasi detailnya saja,
melainkan mampu memahami intinya.
- Memperhatikan, mengingat fakta
secara detail.
MELATIH KESADARAN ANAK
Anak
perlu diajari untuk terbiasa membaca keadaan diri dan emosinya, sehingga dengan
demikian ia lebih merasa punya kontrol atas dirinya dan tidak mudah kacau
terkendali oleh lingkungannya.
Misalnya
: “Aku mulai tidak betah duduk. Aku ingin berjalan sebentar.”
“Rasanya
aku mulai kacau.”
“Aku
tidak suka suara bising di luar itu.”
Ketika anak lepas kendali
Ketika
anak sedang dalam kondisi kacau, orangtua perlu bereaksi dengan tenang tapi
tegas. Teriakan marah, bentakan, atau pukulan bukanlah reaksi terbaik. Perilaku
impulsif orangtua seperti ini justru akan memperburuk situasi, seperti ‘menyiramkan
bensin ke api’, di samping juga tidak mengajari anak untuk mengendalikan
emosinya dengan baik.
Ajak
anak keluar dari situasi yang membuatnya kacau, mengganti dengan aktivitas yang
membuatnya lebih tenang. Kemudian, bicarakan tentang apa yang barusan terjadi,
bagaimana situasi dan bagaimana perasaannya, serta ingatkan apa konsekuensi
yang akan dia terima atas pelanggarannya (bila ia melanggar peraturan yang
sudah disepakati).
Sumber
:
Greenspan,
S.I., 2009. Overcoming ADHD. Da Capo Press.
Last reviewed : Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kesediaan Anda memberikan komentar. Komentar yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi saya dalam mengembangkan tulisan-tulisan saya.