Minggu, 21 Februari 2010

SALAH PILIH TEMAN


Berteman merupakan salah satu kebutuhan penting pada masa remaja. Keberhasilan menjalin relasi dengan teman sebaya jelas memberikan banyak manfaat bagi perkembangan kepribadian seorang remaja. Akan tetapi, tentu saja orangtua menjadi cemas ketika anaknya dekat dengan teman yang perilakunya tidak baik atau kurang sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang orangtua. Orangtua khawatir anaknya akan meniru tingkah laku yang tidak baik dari teman. Di bawah ini akan dibahas bagaimana orangtua dapat melakukan upaya-upaya untuk menghindarkan hal buruk yang dikhawatirkan tersebut.

Sesungguhnya, karakter telah terbentuk pada usia 12 tahun. Di atas usia itu, karakter sukar untuk berubah secara drastis. Ini berarti, jika sebelum usia itu anak telah mendapat pendidikan moral yang baik, anak cenderung akan mempertahankan nilai-nilai moral yang baik pada masa selanjutnya, atau dengan kata lain, dampak pertemanan yang buruk menjadi kecil kemungkinannya untuk mengubah karakter moralnya. Akan tetapi, bergaul dengan teman yang buruk tentu saja bisa membawa anak pada serentetan masalah. Oleh karenanya, mengambil tindakan segera demi mencegah masalah lebih lanjut adalah sebuah keputusan yang bijaksana ketimbang membiarkan hal tersebut dengan harapan anak akan tumbuh dewasa dengan sendirinya.


Faktor Penyebab

Ketika remaja, sesungguhnya anak sudah mampu menilai baik atau buruk sosok temannya. Akan tetapi, kadang anak memilih untuk tetap bergaul akrab dengan teman yang perilakunya kurang baik. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor berikut :

Keinginan mencari perhatian dan kasih sayang
Perhatian dan kasih sayang yang diterima anak selama ini dirasa kurang cukup, sementara itu, teman atau geng tempat anak bergabung mampu membuat anak merasa diterima, diperhatikan, dan disayangi. Ini menyebabkan anak enggan untuk meninggalkan teman atau gengnya tersebut.

Keinginan untuk mencari kesenangan dan tantangan
Anak mendapat kesenangan tersendiri saat ia melakukan aktivitas yang ‘mengundang masalah’ bersama teman-temannya karena aktivitas itu menantang dan meningkatkan adrenalinnya.

Keinginan untuk memberontak dan menyatakan kemandirian terhadap orangtua
Pada masa remaja, anak menjadi semakin ingin mandiri. Oleh karena itu, tidak jarang anak melakukan hal-hal yang terkesan memberontak terhadap orangtua, semata-mata karena ia ingin menegakkan otonomi dan kemandiriannya.

Keinginan mencari status atau prestise
Bergabung dengan geng membuat anak merasa lebih populer. Anak berpandangan bahwa dengan menjadi anggota geng, ia akan dianggap keren.

Rasa kurang percaya diri pada anak
Anak pada dasarnya memiliki harga diri yang rendah, sehingga ia akan merasa minder jika bergabung dengan teman-teman yang pandai, yang baik, yang mampu bersikap dewasa. Akibatnya, anak lebih memilih dekat dengan teman-teman yang ‘kurang,’ supaya ia merasa lebih nyaman dalam berinteraksi dan juga supaya ia bisa merasa ‘lebih’ dibandingkan teman-temannnya yang ‘kurang’ tersebut.

Kesamaan minat
Teman kebetulan mempunyai hobi atau minat yang sama dengan anak, sehingga dengan berteman dengannya, anak bisa melakukan aktivitas hobinya bersama-sama.


Langkah untuk Mengatasi

Berdiskusi dengan anak
Saat anak telah menginjak usia remaja, hindari untuk mengkritik secara tajam atau memberikan larangan secara otoriter, sebab jika demikian, anak justru akan merasa tertantang untuk tetap bersikukuh memegang pendiriannya. Orangtua lebih baik mengajak anak berdiskusi. Tujuan orangtua dalam diskusi ini adalah untuk membuat anak memikirkan kembali perihal persahabatannya dengan temannya. Orangtua bisa berkata demikian, “Kelihatannya, kamu sering mendapat masalah saat bersama-sama dengan Gery,” atau “Kelihatannya saat kamu bersama Gery, kamu terpaksa menuruti kemauannya,” atau “Saat kamu bersama Gery, sepertinya kamu tidak bisa jadi dirimu sendiri, kamu tidak bisa melakukan apa yang benar-benar kamu inginkan,” atau “Menurut mama, Gery itu hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi tidak mempedulikan keinginanmu.”
Apabila diskusi seperti di atas tidak berhasil juga menyadarkan anak, orangtua bisa lebih berterus-terang menyadarkan anak akan adanya masalah yang disebabkan karena pertemanannya itu kemudian mengajak anak mencari solusinya. Orangtua bisa berkata, “Tiap kali kamu bersama Gery, kamu selalu mendapat masalah. Ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Bagaimana menurutmu sebaiknya?” Tujuan terpenting adalah membuat anak menyadari bahwa dirinya harus segera menjauhi temannya. Jika anak sudah sadar namun ia bingung bagaimana cara memutuskan persahabatannya, orangtua bisa menawarkan solusi, misalnya agar anak hanya bertemu dan mengobrol dengan temannya pada saat-saat tertentu saja, misalnya jam istirahat sekolah, di luar itu, anak bisa memberikan alasan-alasan untuk menghindari pertemuannya dengan temannya.

Mengusahakan pemenuhan kebutuhan anak
Selidiki apa yang membuat anak suka berada dekat temannya tersebut. Kebutuhan apa yang selama ini dirasa anak kurang terpenuhi sehingga ia mencarinya pada sosok teman tersebut. Setelah itu, usahakan untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut. Mungkin anak mencari teman untuk curhat, mencari petualangan atau tantangan, mencari kesenangan, mencari prestise. Orangtua mungkin bisa secara langsung memberikan apa yang dibutuhkan anak, misalnya memberikan perhatian dan kasih sayang, tetapi bisa juga mengarahkan anak pada kegiatan lain yang bisa memenuhi kebutuhannya, misalnya jika anak menyukai tantangan, mengikutsertakan anak pada kegiatan outbound, menyelam, hiking, dan sebagainya.

Membantu anak mengisi waktu luangnya
Sarankan agar anak mengikuti kursus atau melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minatnya, misalnya bermain gitar, kursus menyetir, bergabung dalam kelompok band, klub bulutangkis, dan lain sebagainya. Kegiatan seperti ini baik untuk memupuk rasa percaya diri anak serta memperluas pergaulan anak, sehingga menghindarkan anak dari ketergantungan pada temannya. Anak perlu mengetahui bahwa banyak hal menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan daripada hanya terus-menerus menghabiskan waktu dengan temannya.

Mendekati anak
Pengaruh buruk teman bisa diantisipasi apabila orangtua membangun relasi baik dengan anak. Hal ini disebabkan karena semakin anak mencintai orangtuanya, semakin ia akan berusaha untuk menyenangkan orangtuanya. Luangkan waktu lebih banyak untuk melakukan aktivitas bersama anak. Ajak anak berkomunikasi. Orangtua bisa memulai komunikasi dengan menceritakan kejadian sehari-hari yang dialami, atau membahas hal-hal yang menarik bagi anak. Makan bersama atau acara refreshing keluarga di akhir pekan merupakan momen bagus yang memberikan kesempatan bagi orangtua dan anak untuk saling berkomunikasi sekaligus menghindarkan anak dari terlalu banyak menghabiskan waktu dengan temannya.
Ketika anak telah mau terbuka bercerita, yang perlu dilakukan orangtua adalah mendengarkannya dengan sungguh-sungguh tanpa menghakiminya. Orangtua juga perlu menunjukkan kepercayaan kepada anak, karena ketika anak merasa dipercaya, anak akan berusaha untuk menjaga kepercayaan tersebut.

Meminta bantuan orang lain
Pada masa remaja, anak seringkali lebih mau mendengar kata-kata orang lain yang bukan orangtuanya. Oleh karena itu, ada baiknya jika orangtua meminta tolong pada seseorang yang dipercaya, dihormati oleh anak, serta akrab dengan anak. Mintalah pada orang itu untuk membimbing anak agar tidak meniru perilaku buruk temannya.

Memberikan batasan yang tegas terhadap perilaku anak
Orangtua harus tetap bersikap tegas menolak perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai. Ketika anak melakukan kekerasan, melanggar norma-norma atau hukum, orangtua harus memberikan konsekuensi tegas kepada anak.

Menjauhkan anak dari teman
Apabila semua cara sudah ditempuh namun tidak membuahkan hasil, orangtua mungkin harus memisahkan anak secara fisik dari temannya, dengan cara berpindah tempat tinggal atau memindahkan anak dari sekolahnya saat ini.


Sumber inspirasi :

Schaefer, C.E., Millman, H.L. 1981. How to Help Children with Common Problems. New York : Van Nostrand Reinhold Company.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kesediaan Anda memberikan komentar. Komentar yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi saya dalam mengembangkan tulisan-tulisan saya.